Senin, 11 Mei 2009

MENGATASI ANAK YANG PEMALU

Seorang anak yang pemalu biasanya disebabkan karena ia merasa tidak aman atau karena takut tidak diterima oleh teman-temannya. Oleh karena itu untuk mengatasinya guru perlu memberikan rasa nyaman dan aman agar anak yang pemalu ini tidak takut dan merasa diterima dan dikasihi. Mengajak anak-anak lain untuk ikut menciptakan suasana yang akrab dan bersahabar di dalam kelas akan lebih bijaksana daripada hanya guru sendiri yang mengusahakannya.
Beberapa tips yang perlu guru ketahui:
Jangan mendorong anak yang pemalu untuk berbicara di kelompok yang besar. Anak yang pemalu lebih suka berbicara dan mengungkapkan pendapatnya di kelompok yang lebih kecil dimana setiap anak merasa lebih bebas untuk berpartisipasi. Setelah dia terbiasa berbicara di kelompok yang kecil, kemungkinan dia akan lebih berani untuk mencoba berbicara di kelompok yang lebih besar.
Jika anak yang pemalu ini sudah mau berbicara di depan teman-temannya hindarkan untuk memberi kritikan-kritikan di depan anak-anak yang lain. Sebaliknya berikan pujian dan penghargaan serta semangat agar dia mau mencobanya lagi lain kali.
Jika memberi pertanyaan kepada anak-anak pemalu di depan kelas, usahakan agar pertanyaan yang diberikan bukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang panjang, karena dia akan memilih tidak menjawab.
Anak yang pemalu kadang-kadang tidak suka menjadi perhatian umum, oleh karena itu hindarkan untuk memanggil namanya berkali-kali dengan keras di depan anak-anak yang lain. Juga jangan memberikan perhatian yang berlebihan karena ia akan merasa lebih malu lagi.

BIKIN ANAK NAFSU MAKAN


Banyak penyebab mengapa anak sulit makan. Bisa karena ada gangguan fisik ataupun karena ia merasa tidak bahagia. Para orangtua yang memiliki anak balita kerap dibuat pusing menghadapi anak yang susah makan. Misalnya, Amelia, ibu dengan balita berusia dua tahun. Meski Si Ibu sudah membuat variasi menu, putrinya tetap tidak berselera makan. Baru setelah ditakut-takuti, anaknya mau membuka mulut. Ada beberapa penyebab anak sulit makan, salah satunya adalah karena gangguan fisik seperti sariawan, gangguan tenggorokan, atau ada masalah dengan pencernaannya. Untuk mengetahuinya, bapak dan ibu bisa membawa anak ke dokter untuk mengatasi penyebabnya. Menurut psikolog Mayke Tedjasaputra, M.Si, jika anak selalu dipaksa atau dicekoki makanan, bahkan dimarahi dan dipukul agar makan, lama-kelamaan anak akan semakin sulit makan karena merasa kegiatan makan adalah siksaan.LEBIH KREATIF Untuk meningkatkan selera makan anak, orangtua bisa membuat variasi menu agar anak tidak bosan. Porsi makan untuk anak sebaiknya porsi kecil dan diberikan dalam waktu yang lebih sering dibandingkan dengan orang dewasa. Porsi kecil secara bertahap dapat menimbulkan selera anak. Demikian juga jika Si Kecil termasuk pemilih, orangtua jangan menyerah menghadapinya. Misalnya, jika anak tidak suka makan daging, tawari ia ikan atau berikan daging dalam jumlah sedikit bersama pizza, kroket, atau makanan lain. Jika Si Buyung selalu menolak sayur, gantilah dengan membuat sayur kukus dengan potongan steak sehingga anak bisa makan dengan menggunakan jarinya. Atau gantilah sayur dengan buah-buahan.HARUS MENYENANGKANAgar acara makan menyenangkan buat anak, Anda juga bisa mengajaknya makan sambil bermain-main. Atau sesekali jangan memaksanya untuk makan, biarkan ia minta makan atas inisiatifnya sendiri. Banyak anak yang tidak pernah merasa lapar karena ia selalu dipaksa makan oleh orangtuanya, padahal ia belum merasa lapar. Menurut Mayke, seperti halnya orang dewasa, nafsu makan anak juga dipengaruhi suasana hatinya. Jika ia sedang merasa tidak bahagia, tertekan, atau tidak dicintai, bisa jadi selera makannya pun menurun. "Jadi, pandai-pandailah mengamati apakah ada peristiwa di rumah yang membuat anak tidak bahagia. Periksa pula bagaimana kita memperlakukan anak selama ini,"

Kamis, 07 Mei 2009

TIPS BAYI BELAJAR JALAN DAN BICARA


YANG PENTING KALA BAYI BELAJAR JALAN
Latihan berjalan implikasinya sangat luas bagi perkembangan psikologis anak. Antara lain dalam sense of autonomy berikut kemandiriannya. Secara bertahap anak memahami, segala sesuatu yang diinginkannya haruslah diusahakan. Nah, agar latihannya berjalan baik dibutuhkan stimulus dan dukungan dari orangtua. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan kala anak sedang belajar jalan seperti dijelaskan dr. Rini Sekartini, Sp.A., dari bagian Tumbuh Kembang Anak, Departemen Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

1. CIPTAKAN LINGKUNGAN AMAN

Kala bayi mulai tertatih-tatih belajar jalan biasanya selain merasa senang para orangtua pun mulai "senam jantung". Bagaimana tidak? Kini si bayi mulai ingin mengenali dunianya yang lebih luas dengan "menjelajah" hingga ke setiap sudut rumah. Mungkin bila dijumlahkan setiap hari entah sudah berapa belas meter jarak yang ditempuhnya.
Keterampilan barunya ini membuat bayi bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Meski sebatas di dalam rumah, "penjelajahan" ini mengundang situasi yang rawan kecelakaan. Contohnya, bagaimana bila tiba-tiba dengan langkahnya yang masih limbung si kecil nyelonong masuk ke kamar mandi yang lantainya licin, atau tiba-tiba menabrak guci besar di pojok ruang yang dapat mencederai dirinya.
Bila terjadi kecelakaan akibat eksplorasinya tentu saja bayi tidak bisa disalahkan. Ia belum tahu benda apa saja dan mana tempat yang berbahaya ataupun tidak.
Menjadi tugas orangtua untuk meminimalkan segala risiko dengan tidak menempatkan barang-barang yang mengundang bahaya di jalur yang akan dilalui bayi. Selain itu, pastikan pula keamanan daerah "steril" bagi bayi, terutama dapur dan kamar mandi karena di kedua tempat ini terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan kecelakaan pada bayi.
Selanjutnya, area menuju lantai atas, dapur, dan ke kamar mandi, sebaiknya dilengkapi dengan pintu pengaman berupa pagar pembatas. Kabel listrik yang tak tertata rapi juga sering menjadi biang keladi tersandungnya si kecil yang sedang "asyik" berjalan. Belum lagi kemungkinan sengatan listrik bila kabelnya sudah terkelupas. Oleh sebab itu, aturlah jalinan kabel dengan baik sehingga tak centang perenang.
Biasanya bayi yang sudah mampu berdiri dan berjalan tertarik pada apa saja yang ada di atas meja. Tak heran kalau dalam sekejap kemudian ia akan menarik benda apa saja yang menarik perhatiannya tadi. Guna meminimalkan risiko bahaya, untuk sementara singkirkan taplak meja. Kalaupun ingin menggunakan taplak meja, pilihlah yang ukurannya lebih kecil dari daun meja sehingga tak sampai menjumbai di sisi meja.
Perabot, terutama meja yang bersudut tajam, sebaiknya juga disingkirkan untuk sementara waktu atau akali dengan memasang pengaman sudut. Soalnya, bayi yang sedang belajar berjalan sangat berisiko terbentur sudut meja yang tajam.
Patut diingat, menciptakan lingkungan yang aman bukanlah dengan membatasi ruang eksplorasi bayi. Yang diperlukan bayi adalah pengawasan orangtua sekaligus area yang dapat membuatnya leluasa berjalan-jalan ke sana dan kemari.

2. PILIH SEPATU YANG TEPAT


Sepatu berfungsi melindungi kaki bayi dari partikel dan benda yang bisa mencederainya. Di luar lingkungan rumah, sebaiknya pakaikan sepatu yang dapat menunjang kemampuan bayi berjalan.
Pilih sepatu bersol datar dan lembut untuk memudahkan anak berjalan sekaligus tetap mendapat cukup rangsangan dari bawah. Hindari sepatu dengan pengganjal di bagian lekukan kaki karena akan mengganggu pertumbuhan tulang belulangnya. Hindari juga ujung sepatu yang runcing/menyempit yang membuat ruang gerak jari-jemarinya terhambat.Pastikan sepatu bayi berukuran pas, tidak sempit dan tidak terlalu longgar. Patokannya, lebihkan sedikit (kira-kira satu ruas ibu jari orang dewasa) pada bagian ujung sepatu. Pilih model dengan tali/kancing/perekat yang dapat mengatur kekencangan sepatu secara tepat. Kaus kaki yang akan digunakan juga tidak dianjurkan terlalu ketat karena dapat mengganggu peredaran darah. Pilih bahan katun agar mudah menyerap keringat sekaligus membantu menjaga sirkulasi udara dalam sepatu.
Saat berjalan-jalan di rumah, bayi tak perlu diberi alas kaki. Tanpa sepatu, kaki bayi akan menerima rangsangan-rangsangan dari luar. Kakinya juga akan mendapat tekanan dari bawah sebagai latihan bagi otot-ototnya. Ini dapat mengasah kemampuan koordinasinya menjadi lebih bagus. Berkat tekanan-tekanan pada permukaan telapak kaki, pertumbuhan tulang kaki menjadi lebih baik. Selanjutnya, akan terbentuk kaki yang baik dengan otot-otot yang lebih kuat. Latihan bertelanjang kaki seperti ini sangat diperlukan di rumah mengingat pertumbuhan tulang akan terus berlanjut sampai anak berusia 17-18 tahun.
Untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan kakinya, periksa ukuran sepatu secara berkala mengingat pertumbuhan kaki bayi amat cepat, terutama bila ditunjang gizi yang baik. Sepatu yang kekecilan pasti akan membuatnya tak nyaman. Sepatu kekecilan akan meninggalkan warna kemerahan di pinggir jari atau kaki bayi akibat tekanannya dan dapat menyebabkan iritasi.

3. TUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI


Pada prinsipnya, selama sudah dipastikan tidak ada gangguan saraf atau kelainan otot, anak pasti bisa berjalan. Memang, sih, usia berjalan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun umumnya rentang waktu yang normal adalah usia 11-18 bulan.
Kecemasan umumnya muncul jika setelah berusia 1 tahun, si kecil belum juga bisa berjalan. Atau biasanya sudah bisa berjalan sebentar, tapi setelah itu mogok. Untuk memastikan ada tidaknya gangguan, tentu harus diperiksakan ke dokter. Bila tak ada gangguan, boleh jadi ia butuh rangsangan agar dapat berjalan tepat pada waktunya.
Anak yang mogok belajar jalan mungkin terlena oleh kemanjaan dari orangtua atau pengasuhnya. Contohnya, kelewat sering digendong sehingga anak tak mendapat stimulasi untuk aktif bergerak. Kemanjaan seperti ini memang bisa menghambat perkembangan kemampuan berjalannya.
Sayangnya, sering kali orangtua tidak menyadari kemanjaan yang mereka limpahkan. Contohnya, lantaran kelewat sayang, orangtua khawatir melihat anaknya limbung. Belum sempat anak melangkah, orangtua sudah langsung mengulurkan bantuan. Kalau semua kebutuhan dan kemudahan sudah ada di depan mata, jangan salahkan kalau si kecil jadi enggan belajar berjalan.Keengganan latihan berjalan bisa juga lantaran kurangnya rasa percaya diri. Boleh jadi saat pertama kali belajar jalan, ia terjatuh cukup keras. Baik anak maupun orangtua biasanya jadi jera mencoba dan mencoba lagi. Padahal ketakutan berlebih seperti ini harus dikikis. Secara perlahan orangtua mesti meyakinkan anaknya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tunjukkan dengan bukti konkret, semisal dengan terus mendampinginya berlatih dan menyediakan lingkungan yang aman.
Agar anak mau berjalan lagi, dibutuhkan stimulus yang dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. Pancing semangat anak dengan sikap gembira tanpa harus memaksa. Gunakan mainan yang menarik agar anak mau mendatanginya. Letakkan agak ke atas sehingga ia perlu berdiri untuk menjangkaunya. Dengan begitu, sedikit demi sedikit, anak tergerak untuk berani mencoba berjalan sendiri, tanpa ditatih atau berpegangan. Kalaupun sampai terjatuh, jangan tunjukkan sikap panik di hadapannya. Perhatikan apakah ia perlu ditolong saat itu juga atau bisa dibiarkan bangkit sendiri. Sikap panik orangtua/pengasuh hanya akan membuat rasa percaya dirinya luntur.


4. PIJAT PERKUAT OTOT KAKI



Selama belajar berjalan, anak mengandalkan otot-otot kakinya untuk menjaga keseimbangan. Dengan rekomendasi dokter anak, orangtua dapat melakukan pijat bayi yang bertujuan menguatkan otot-otot kakinya. Misalnya, dengan cara menelentangkan bayi kemudian minta ia memegang telapak kakinya sambil sedikit didorong. Secara refleks anak akan melakukan gerakan seperti menendang. Latihan yang intens dan tepat terbukti mampu menguatkan otot kakinya.
Tanyakan pada dokter, teknik-teknik pijatan apa yang dapat menguatkan otot kaki. Membawa anak ke tukang pijat tradisional boleh saja asalkan dilakukan dengan hati-hati. Akan lebih baik jika Anda berbekal rekomendasi dokter lalu membawa si bayi ke fisioterapis. Pelajari tekniknya dengan benar. Yang pasti, pijatan yang dilakukan fisioterapis biasanya berlandaskan ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan.


5. PERHATIKAN BERAT TUBUH



Sering juga terjadi anak malas belajar jalan akibat kegemukan. Bagi bayi dengan berat badan berlebih, menjaga keseimbangan tubuh jelas lebih sulit. Upayakan agar asupan makanannya seimbang, tidak berlebih dan tidak kurang. Selain itu, fisioterapis dapat membantu bayi dengan program yang tepat. Misalnya dengan teknik mendorong bola besar yang biasa digunakan untuk latihan motorik.
ALAT BANTU BELAJAR JALAN
Beberapa alat diciptakan untuk membantu anak belajar jalan. Prinsip yang tidak boleh absen dari alat ini adalah si bayi tetap perlu ditatih dan menatih. Dengan begitu, setiap kali bayi menjejak ke tanah, maka otot-otot kakinya akan semakin aktif dan kemampuan berjalannya kian terasah.
Nenek moyang kita dulu menggunakan kain yang dililitkan ke dada hingga ketiak bayi. Sisa kain yang menjuntai ke belakang digunakan orangtua untuk membantu mengendalikan keseimbangan tubuh bayi sambil menatihnya. Cara ini tetap aman ditiru hingga sekarang.
Ada juga alat berputar yang bertumpu pada satu poros. Dengan berpegangan pada bilah melintang, secara tidak langsung anak diharuskan untuk berjalan saat mendorong alat tersebut. Atau bisa juga dengan menyediakan hangbar seperti yang ada di pusat-pusat terapi. Intinya, ada satu benda kokoh yang digunakan untuk berpegangan saat keseimbangannya masih labil.
Alat bantu jalan juga dapat difungsikan sebagai mainan, di antaranya kereta dorong. Pastikan dudukan mainan ini cukup mantap sehingga bila anak bertumpu padanya, alat ini tidak mudah terguling. Prinsipnya pun seperti menatih karena bayi "dipaksa" melangkah agar kereta dorong tersebut bisa bergerak.
Yang tidak dianjurkan adalah babywalker karena penggunaan alat ini malah bisa memperlambat kemampuan berjalan si kecil. Posisi duduk dalam babywalker membuat bayi nyaris selalu tersangga sehingga ia tidak cukup terlatih untuk menopang dirinya sendiri. Selain itu, penggunaan babywalker yang berlebihan juga dapat mengakibatkan anak jalan berjingkat/jinjit akibat terbiasa bergerak maju dengan cara mengayuh.
TAHAPAN BAYI BERJALAN
Proses berjalan bayi umumnya dimulai pada usia 9 bulan dengan tahapan berikut:
* Bulan ke-9
Berdiri tegak bila kedua tangan dipegang. Kalau kita biarkan si bayi berdiri (kita hanya pegang kedua tangannya) ia akan berdiri tegak selama beberapa detik di atas kakinya. Ia menahan keseimbangan tubuh yang seluruhnya terletak pada kedua telapak kaki. Berdiri dengan cara demikian hanya sebentar saja dapat dilakukannya karena ia memang belum menguasai keseimbangan badan pada sikap badan tegak lurus.
* Bulan ke-10
Bayi bergayut pada perabot rumah dan mengangkat badan sampai berdiri. Seperti halnya pada perkembangan merangkak, bayi 10 bulan sudah dapat mengangkat badannya sampai sikap "empat kaki". Dari sikap ini ia kemudian bergayut pada perabot dan menarik badannya ke atas sampai berdiri. Dari sikap berlutut atau setengah berlutut, ia melangkahkan sebelah kakinya ke depan, menjejak dengan telapak kakinya dan menarik badannya hingga berdiri.
Berdiri sambil berpegang pada sesuatu. Bila bayi dapat berpegang pada perabot rumah atau benda kokoh lainnya, ia dapat berdiri selama 1/2 menit. Pada sikap ini telapak kaki bukan hanya ujung-ujung jari kaki saja, tapi seluruh alas telapak kaki menyentuh permukaan lantai.
* Bulan ke-11Berjalan ke samping sambil merambat pada perabot dalam rumah. Percaya dirinya tumbuh dengan ditandainya melalui sikap berdiri yang memungkinkan anak memindah-mindahkan berat badannya. Mulai pada kaki kiri lalu pindah ke kaki kanan. Dengan kemampuan inilah anak "berjalan di tempat" atau melangkah ke samping.
Berjalan bila kedua tangan dipegang/ditatih. Bila bayi kita pegang kedua tangannya, ia pun mulai mencoba berjalan. Setelah kakinya melangkah maju, pinggul digerakkan ke depan dan berat badan ditopang oleh telapak kaki. Langkahnya memang masih agak tertahan-tahan, belum mantap dengan kaki terbentang lebar.
* Bulan ke-12
Berjalan jika sebelah tangannya dipegang. Langkah-langkahnya memang belum mantap dan kedua kaki masih terbentang lebar. Anak masih gampang kehilangan keseimbangan hingga orang dewasa masih harus memegangnya dan selalu siap menangkapnya bila ia terjatuh.
* Bulan ke-13 dan seterusnya.
Mulai menjadi "ahli". Kemantapan anak berjalan mulai menunjukkan hasil. Kita akan takjub bila suatu saat dia sudah mampu berjalan dengan cepat. Meski perkembangan setiap anak berbeda-beda, umumnya di usia 18 bulan hingga 2 tahun anak sudah dapat berjalan tegak dengan keseimbangan yang lebih mantap tanpa perlu lagi dipegangi.
Sumber 365 Hari Pertama Perkembangan Bayi Sehat; Theodor Hellbrugge dan J.H. von Wimpffen, ed.; Pustaka Sinar Harapan; 2002
Santi Hartono. Foto: Iman & Dok. nakita

SEKARANG A...A.., BULAN DEPAN MA...MA
Berilah tanggapan positif setiap kali bayi mengeluarkan suara.
U ntuk mengungkapkan perasaan, seorang bayi tentu belum bisa "berbahasa" seperti halnya orang berbicara dalam arti sebenarnya. Apa yang bayi ungkapkan lewat suara, apa pun bunyinya, amatlah penting. Karena hal ini berkaitan dengan daya tangkapnya dalam berbahasa. Lebih jauh ini berhubungan dengan proses berpikir bayi dan saling pengertian antara yang berbicara dan diajak berbicara. Bayi ingin dipahami kebutuhannya, sementara orangtua dan orang-orang di sekitarnya berusaha memahami perasaannya lewat suara-suara yang diekspresikan oleh si bayi. Contohnya, lewat tangisan atau suara/bunyi lain yang dikeluarkan seiring bertambahnya usia.
Jika dicermati, suara-suara yang diekspresikan bayi menunjukkan perkembangan kemampuannya berbahasa. Namun perlu dicatat, tak semua bayi akan mengeluarkan suara-suara yang sama pada setiap tahapan usia. Soalnya, perkembangan bahasa, seperti perkembangan lainnya, bisa saja berbeda pada setiap anak. Ada begitu banyak faktor yang memengaruhinya, salah satunya stimulasi.
PERKEMBANGAN BAHASA DARI BULAN KE BULAN
Usia 0-2 bulan
Pada usia ini umumnya waktu bayi "hanya" terpakai untuk tidur. Si kecil menyatakan rasa lapar, ngantuk, dan tak nyaman akibat pipis atau buang air besar lewat tangisan. Namun, di usia ini bayi sudah dapat menangkap suara-suara dari lingkungan sekitarnya sekaligus mulai memberi respons terhadap suara-suara tadi. Tak percaya? Amati saja keseharian si kecil. Ia akan membuka matanya bila diperdengarkan bunyi mainan kerincingan. Ia seolah mencari-cari dari mana suara tersebut berasal. Ini merupakan petanda ia sudah mampu menangkap dan merespons suara. Contoh lain, saat merasa senang/puas usai disusui atau diajak "ngobrol", bayi juga akan mengeluarkan suara-suara tertentu seolah ingin mengatakan "terima kasih" dan menunjukkan perasaan senangnya itu. Namun yang seperti ini biasanya relatif masih sangat jarang.
Bisa saja bayi tidak memberi respons alias diam saja terhadap suara yang ditimbulkan. Mungkin saja ada sesuatu yang tak beres pada pendengarannya, sehingga tidak bisa mendengar atau menangkap suara tersebut.
Usia 3-5 bulan
Di kurun usia ini porsi tidur bayi sudah lebih berkurang. Dengan demikian saat terjaganya jadi lebih panjang. Bayi umumnya sudah merespons ketika diajak bicara atau bercanda dengan mengeluarkan suara-suara vokal seperti "a". Adakalanya si kecil juga mengeluarkan suara-suara seperti orang yang sedang berkumur. Yang pasti, suara-suaranya mulai sering terdengar. Suara-suara tersebut merupakan ekspresi dari rasa senang/gembira yang biasanya dibarengi dengan gerakan anggota tubuhnya.
Hal serupa juga akan ditunjukkan saat ia minta sesuatu. Jadi, responsnya sudah lebih kompleks lagi. Sedangkan ketika mendengar bebunyian dari sekitarnya, bayi akan memberi respons dengan menggerakkan mata atau tubuhnya dan berusaha mencari sumber bunyi/suara tadi. Tak heran ketika diajak "ngobrol", ia terlihat begitu serius mengamati sosok yang mengajaknya bicara.
Tangisan yang ditunjukkan bayi usia ini pun sudah mulai bervariasi. Ada yang melemah, meninggi, tersedu-sedu, dan sebagainya. Orangtua juga sudah dapat membedakan mana tangisan lapar, marah, kesal, mengantuk, manja, dan lainnya. Pendek kata, bayi sudah mampu mengomunikasikan diri dan menunjukkan emosi dengan caranya sendiri.
Usia 6-8 bulan
Di usia ini bayi mulai mengoceh dengan nada yang terdengar berganti-ganti. Kadang dengan nada rendah, nyaring, melengking, dan sebagainya. Jadi, bunyi suaranya sudah terdengar kian beragam dan terdengar cukup jelas pada beberapa suku kata tertentu. Jika diajak bicara ia akan menunjukkan respons senang lewat senyuman diting-kahi luapan kegembiraan dalam bentuk suara-suara. Selagi ber-main sendirian pun ia gemar mengoceh atau mengeluarkan suara-suara.
Makin bertambah usianya, bayi mampu membentuk pengulangan suku kata, di antaranya "ma", "mam", dan "pa". Tak heran kalau bayi usia ini akan lebih mudah mengucapkan panggilan "ma-ma" dan "pa-pa" ketimbang panggilan lainnya seperti "ibu", "bunda", "umi", "ayah", "papi", "bapak", karena masih sulit diucapkan. Selain itu, bayi usia ini juga sudah mulai belajar menirukan suara tertentu, seperti "mam" untuk makan.
Usia 9-11 bulan
Suku kata yang di usia sebelumnya sudah ditirukan, di usia ini akan semakin sering terdengar diulang-ulang. Contohnya "ma-ma" dan "pa-pa" yang merupakan wujud usahanya dalam proses pembentukan kata. Bayi pun sudah mulai merespons komunikasi orangtuanya dalam bahasa sederhana. Contohnya, ketika namanya dipanggil, ia akan menunjukkan rasa senangnya atau dengan menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Jika ingin sesuatu, ia sudah bisa mengeluarkan suara-suara yang seolah memanggil atau meminta perhatian orang yang dipanggil-nya.
Karena belum bisa mengungkapkan maksudnya lewat kata-kata, maka rasa kesal dan kecewa akan diungkapkan dengan suara-suara dan nada-nada tertentu. Masih terbatasnya kemampuan si bayi berbahasa, maka untuk memperkuat ekspresi tadi biasanya ia menggunakan anggota tubuhnya.
Di usia ini pun bayi sudah bisa diajarkan untuk menunjuk-kan atau memeragakan lambaian tangan, cium tangan (kiss bye), dan sebagainya. Bentuk-bentuk peniruannya pun semakin banyak, seperti ketika ada orang bersin atau batuk. Begitu juga ketika diminta menunjukkan hal-hal sederhana yang dikenal atau akrab dengan kesehariannya, seperti mata, hidung, rambut dan sejenisnya. Begitu pula bila orangtua melarang sesuatu, bayi akan sejenak memerhatikan wajah orangtuanya kemudian meresponsnya. Di usia ini daya tangkap berbahasanya sudah semakin baik. Keterampilan yang sudah dia kuasainya pun semakin banyak.
Usia 12-15 bulan
Bayi belajar membuat pengertian dengan merangkaikan suku kata yang sudah sering diucapkannya. Misalnya, suatu kali secara spontan ia bisa mengucapkan kata sederhana, seperti "papa". Sedangkan untuk kata-kata lainnya dia sudah bisa menirukannya meski belum tepat dan sempurna, misalnya "adik" jadi "dede".
Selain itu, bayi juga sudah mulai bisa menirukan suara-suara yang dikenalkan padanya. Misalnya suara-suara binatang seperti kucing, anjing, burung, ayam jago, cicak, kambing, dan lainnya yang mudah ditemui di sekitarnya. Bayi pun sudah bisa menirukan suara-suara lain yang belum mempunyai artiluas seperti suara "mbem" ketika melihat mobil.
Ungkapan bermuatan peno-lakan menggunakan anggota tubuhnya juga sudah bisa ia lakukan. Ini merupakan caranya untuk mengomunikasikan perasaannya, selain lewat suara-suara. Perintah sederhana juga sudah bisa ia lakukan. Contohnya, menunjukkan mana bagian anggota tubuh yang kita tanyakan, seperti mata, hidung, rambut, tangan dan lainnya.
BETULKAH BAYI MENGERTI YANG KITA BICARAKAN?
Banyak orangtua merasa heran melihat bayi yang seolah mengerti perkataan orang dewasa. Misalnya, "Adek di rumah saja ya enggak usah ikut Ibu pergi." Sebagai tanggapan, si kecil tiba-tiba menangis keras. Apakah ini berarti ia memang betul-betul mengerti isi pembicaraan tersebut?
Sebetulnya, kalimat yang diucapkan tadi belumlah seutuhnya dapat ditangkap bayi. Bukankah dia usia ini perkembangan kognisinya belum sempurna. Kalaupun ia memberikan respons seolah-olah mengerti maksud kalimat tadi tak lain karena selama ini bayi belajar dari banyak hal. Ia tak hanya menangkap makna sesuatu dari kata-kata saja melainkan juga lewat pengamatannya sehari-hari, seperti dari gerak-gerik atau bahasa tubuh, nada suara, ataupun kebiasaan orang-orang di sekitarnya. Jadi, sangat mungkin si bayi bisa menangkap makna ucapan ibu karena ia sudah mengenali kebiasaan ibunya ketika akan pergi meninggalkannya, semisal dari dandanan dan sebagainya.
TIP MENSTIMULASI BAYI BICARA
Meski bayi belum dapat menangkap bahasa orang di sekitarnya secara utuh, tetapi jangan pernah berhenti untuk selalu mengajaknya bicara. Mengapa? Tak lain karena kemampuan berbahasanya memiliki tahapan-tahapan. Awalnya ia akan menangkap suara-suara yang didengarnya, kemudian belajar menirukan sampai akhirnya mampu mengucapkannya. Semakin sering mengajaknya bicara, maka akan semakin banyak hal yang dapat ia tangkap dan ini akan semakin merangsangnya bicara. Berikut hal-hal yang disarankan untuk dilakukan para orangtua:
* Seringlah mengajak bayi bicara, bahkan sejak usianya belum genap sebulan.
* Jika ia mulai mengeluarkan suara-suara, jangan lupa untuk selalu memberinya hadiah seperti ciuman. Baginya, mengeluarkan suara-suara merupakan sesuatu yang menyenangkan.
* Setiap kali ia menunjukkan kemajuan berbahasa, semisal mengeluarkan suku kata tertentu, kita respons dengan senyuman dan pujian.
* Ketika kita panggil namanya ia memberi respons dengan merangkak menghampiri, maka kita angkat dan gendong dia.
* Selain mengajaknya bicara, kita bisa perdengarkan suara-suara lain seperti suara radio, teve dan sebagainya. Tentu dalam bahasa ibunya sehingga akan banyak membantunya belajar berbahasa. Ingat, bayi yang banyak mendengar ternyata kemampuan berbicaranya lebih cepat terasah.
* Apa pun aktivitas yang kita lakukan bisa kita ceritakan pada si bayi. Anggaplah ia seolah-olah mengerti ucapan kita. Contohnya, saat membuatkan susu, "Sebentar, ya Sayang, mama buatkan susu dulu untuk kamu. Nih, mama isi air dan susunya, lalu mama kocok dan sekarang adek bisa meminumnya." Cara seperti ini akan membuatnya banyak belajar menangkap hal-hal penting yang terkait dengan perkembangan bahasanya.
* Tak perlu ragu untuk mengungkapkan pula apa yang ada di benak kita. Ketika sedang mengajak bayi jalan-jalan dan kita melihat tetangga sedang menyiram bunga, ceritakan saja momen tersebut padanya. "Lihat deh, Tante Ina sedang menyiram tanaman supaya subur dan bagus bunganya."
* Jika ingin bercerita atau mengajarki bayi mengucapkan kata-kata, gunakan pengucapan yang benar. Kalaupun ia salah saat mengucapkannya, segera luruskan dengan ucapan semestinya. Misalnya, mengucapkan kata "cam" untuk "ikan", tetap saja orangtua harus mengucapkan kata yang sebenarnya. Jika tidak segera diperbaiki, lama-kelamaan ia akan punya konsep yang salah.
* Berikan pula stimulasi dengan menyanyikan lagu-lagu, bisa dengan menyanyikannya sendiri atau dari kaset, video, maupun buku-buku bergambar dan sumber lainnya.
* Kalau ia kurang memberi respons saat diajak bicara/diperdengarkan suara, segera periksakan ke dokter. Siapa tahu ada masalah serius pada pendengarannya.
SUMBER ;


Dedeh Kurniasih. Ilustrator: Pugoeh
Konsultan ahli:
Ni Made Taganing K., M. Psi.,
dosen di Fakultas Psikologi Universitas Guna Darma, Depok,
dan psikolog dari Putra Andika Psychological Services

TIPS MERAWAT BAYI YANG BENAR

Rawatlah kulit bayi dan balita secara benar. Apa saja yang harus dilakukan :
Hindari Sabun Keras
1. Bersihkan kulit dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan, air seni, dan tinja dengan air. Mandi dua kali sehari juga akan membantu membersihkan kulit. Jika kegiatan dan gerak anak sangat tinggi, mandi dapat dilakukan sampai 3 kali sehari.
2. Perhatikan sabun pembersih kulit. “Hindari sabun yang terlalu keras. Pilih sabun khusus untuk balita dan bayi yang memiliki pH 4.5-5 dan agak berminyak untuk menghindari iritasi. Gunakan pula pelembab berupa lotion dan krim khusus bayi dan balita. Fungsinya mempertahankan atau menambah kandungan air dalam kulit terutama bagian terluar kulit ari (epidermis). Berikan setelah mandi.
3. Cegah bayi terpapar sinar ultraviolet dari matahari atau gunakan pelindung sinar matahari. Pukul 08.00 ke atas, intensitas ultraviolet sangat tinggi. Jadi menjemur bayi seharusnya sebelum jam itu dan sebaiknya tetap gunakan krim atau lotion pelindung sinar matahari khusus bayi dan balita.
Yang tak kalah penting, sebelum membeli produk perawatan kulit untuk bayi dan balita, teliti informasi produk. Teliti, isi, tujuan, cara pemakaian, tanggal produksi, kedaluwarsa serta izin dari badan POM agar terhindar dari faktor pemicu atau pencetus timbulnya penyakit.
Mencegah Eksim Popok
- Popok dari kain sebaiknya langsung diganti jika basah, jika popok sekali pakai sebaiknya segera diganti jika air seni atau tinja yang diserap sudah melebihi daya tampung.
- Untuk mencegah jagalah kebersihan daerah kulit yang ditutupi popok. Setelah buang air kecil dan besar, bersihkan kulit secara lembut dengan air hangat, lalu bilas bersih-bersih.
- Gunakan sabun khusus setelah buang air besar, lalu keringkan dengan handuk atau kain lembut, dan tunggu 2 menit sebelum dipakaikan popok baru. Ini akan mencegah kulit tidak lembab.
- Setelah itu, bisa dibubuhkan bedak yang berfungsi sebagai pelicin dan penyerap kelembaban supaya mengurangi gesekan antara kulit dengan popoknya. Tapi harus digunakan dalam keadaan kulit kering dan bersih. Jangan saat lembab karena malah bisa memicu timbulnya jamur dan kuman. Juga jangan berlebihan karena bisa terhisap dan mengganggu pernapasaan.Mengusir biang keringat
Biang keringat muncul akibat saluran keringat tersumbat sel yang sudah berganti. Akibatnya, rasa gatal terpicu. Berikut agar si kecil terhindar dari biang keringat :
1. Bayi atau anak dianjurkan mandi secara teratur, sedikitnya dua kali sehari menggunakan air dingin dan sabun. Mandi yang teratur merupakan salah satu cara agar keringat dapat keluar dengan bak dan lancar.
2. Jika bayi dan balita Anda banyak dan sering mengeluarkan keringat, basuh dengan handuk atau kain lembut. Setelah itu taburi dengan bedak, tapi jangan pada saat kulit dalam kondisi lembab.
3. Gunakan pakaian yang menyerap keringat, misalnya yang terbuat dari katun. Kalau pakaiannya sudah basah oleh keringat, cepat ganti dengan yang kering. Sebaiknya bawa beberapa potong baju jika sedang bepergian untuk mempermudah mengganti pakaian. (NASA)

ASI MANFAAT DAN HASILNYA

ASI Eksklusif Bikin Anak Cerdas Dan MandiriTernyata, memberi ASI bukan sekadar membuat kenyang bayi. Nutrien khususnyamembantu otak berkembang optimal. Sementara suasana yang diciptakan akanmembentuk anak jadi pribadi yang tangguh.Anak sehat, cerdas, dan berkepribadian baik memang dambaan setiap orang tua.Salah satu langkah awal penting untuk mewujudkannya adalah pemberian makananpertama dengan kualitas dan kuantitas optimal. Soalnya gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat pertumbuhan otak, yangtentu berpengaruh pada perkembangan kecerdasan bayi. Fakta-fakta ilmiahmembuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas bila diberi air susuibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama kehidupannya."ASI eksklusif, lebih tepat disebut pemberian ASI secara eksklusif, artinyahanya memberi ASI pada bayi," tutur dr. Utami Roesli SpA.MBA. Bayi takmendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,air putih, juga tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubursusu, biskuit, bubur nasi, tim.Siasati faktor lingkunganAda dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan. Yang pertama adalah faktorgenetik atau bawaan dari orang tua. Faktor lain adalah lingkungan. Faktorini akan menunjang apakah faktor genetik bisa berkembang optimal. Berbedadengan faktor genetik yang tidak dapat direkayasa, faktor lingkungan punyabanyak sisi yang dapat dimanipulasi.Secara garis besar ada tiga jenis faktor lingkungan yang dapat mempengaruhiperkembangan kecerdasan. Di antaranya pertumbuhan fisik biomedis otak. Untukini, nutrisi berperan sangat penting. Makanan dengan kualitas kadar gizi dankuantitas yang optimal akan mendukung pertumbuhan otak yang optimal pula.Selanjutnya, pertumbuhan emosi dan sosial yang mengutamakan pemberian kasihsayang pada anak. Anak yang merasa disayangi akan mudah menyayangilingkungan. Ia pun mudah bersosialisasi serta menjalin hubungan yangmemuaskan.Kebutuhan lain adalah stimulasi atau rangsangan sejak dini, bahkan sejakjanin dalam kandungan. Para ahli membuktikan, dengan pemberian stimulasiterus-menerus sampai dua tahun, IQ anak pada usia 4 - 5 tahun dapatditingkatkan 15 - 30 poin.Lompatan Pertumbuhan OtakKata cerdas selalu segera diasosiasikan dengan otak. Otak, salah satu organpaling penting dalam tubuh manusia, tumbuh sangat cepat selama kehamilan.Otak bayi terbentuk segera setelah pembuahan. Otak bayi lahir telah mencapaipertumbuhan 25% dari otak dewasa, dan mengandung 100 miliar sel otak(neuron), kira-kira sebanyak bintang di Bima Sakti.Di usia setahun, pertumbuhannya mencapai 70% dari otak dewasa, selain itu 70- 85% neuron yang ada sudah terbentuk secara lengkap. Di usia tiga tahun,otak anak telah sebesar 90% otak dewasa.Pada periode sejak terjadi konsepsi sampai bayi berusia setahun terjadipertumbuhan otak yang cepat yang dinamai Periode Lompatan Pertumbuhan Otakatau Periode Pertumbuhan Otak Cepat (Brain Growth Spurt). Pada periode inineuron sangat peka dan sangat dipengaruhi oleh situasi lingkungan. Makaperiode ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kecerdasananak.Pertumbuhan otak terbagi atas dua stadium. Stadium pertama adalah stadiumpembentukan neuron, sedangkan stadium kedua adalah stadium pembesaran danpematangan neuron.Para pakar membuktikan, segera setelah terjadi pembuahan, mekanismepembentukan neuron bekerja sangat cepat untuk menghasilkan neuron berjumlahratusan miliar. Pembentukan ini hanya berlangsung sampai usia kehamilan 5bulan, setelah itu neuron tak terbentuk lagi. Bila gizi ibu hamil baik, diakhir stadium pertama akan terbentuk neuron muda yang sangat banyak. Setelah itu, pertumbuhan otak hanya mencakup pembesaran neuron yang sudahterbentuk agar lebih lengkap dan kompleks. Cabang-cabang neuron, dendrit danaxon, akan bertambah jumlah dan panjangnya. Selain itu, terjadi penambahanhubungan antarsel. Di fase ini dengan sangat cepat pula terjadi prosesmyelinisasi, atau proses pembalutan neuron oleh myelin agar tidak terjadiarus pendek.Gizi bayi yang baik dapat mempercepat pembentukan myelinisasi, apalagi biladisertai rangsangan. Makin banyak rangsangan yang didapat, akan makin banyakpula cabang neuron yang terbentuk. Maka, komunikasi antar sel-sel otak jugaakan baik. Rangsangan pada panca indra janin sangat baik untuk menjaga agarotak tetap dapat tumbuh.Nutrien khusus hanya dalam ASIMengingat perkembangan kecerdasan anak berkaitan erat dengan pertumbuhanotak, maka faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi adalahnutrisi atau gizi yang diberikan. Terlebih pemberian nutrisi pada PeriodeLompatan Pertumbuhan Otak. Periode ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,karena kesempatan macam ini tak akan terulang lagi selama masa tumbuhkembang anak.Usahakan bayi dapat menerima nutrisi dengan kualitas dan kuantitas optimaluntuk pertumbuhan otaknya. Kekurangan gizi pada Periode Lompatan PertumbuhanOtak akan menghambat atau mengganggu pertumbuhan otak, yang berakibat akankurang optimalnya perkembangan kecerdasan anak. Bayi yang menderita kuranggizi berat di masa pertumbuhan otak ini akan mengalami berkurangnya jumlahsel otak sebanyak 15 - 20%.Namun syukurlah, alam telah membekali manusia dengan "obat" pencegahgangguan gizi pada periode ini, yaitu ASI. Pemberian ASI secara eksklusifsampai bayi berusia 4 - 6 bulan akan menjamin tercapainya pertumbuhan otaksecara optimal. Alhasil, pengembangan potensi kecerdasan anak jadi optimalpula.Selain nutrien ideal dengan komposisi yang tepat dan sesuai kebutuhan bayi,ASI juga mengandung nutrien-nutrien yang perlu untuk otak bayi agar tumbuhoptimal.Beberapa nutrien untuk pertumbuhan otak bayi di antaranya taurin, yaitusuatu bentuk zat putih telur khusus, laktosa atau hidrat arang utama dariASI, dan asam lemak ikatan panjang - antara lain DHA dan AA yang merupakanasam lemak utama dari ASI. Pada susu sapi nutrien-nutrien khusus itu tidakditemukan - misalnya taurin -, kalaupun ada hanya sedikit sekali, sepertilaktosa dan asam lemak ikatan panjang.ASI pun bermanfaat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Sebenarnya bayi sudahdibekali immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) yang didapat dari ibunyamelalui plasenta. Tapi, segera setelah bayi lahir kadar zat ini akan turuncepat sekali. Tubuh bayi baru memproduksi immunoglobulin dalam jumlah yangcukup pada usia 3 - 4 bulan. Saat kadar immunoglubolin bawaan menurun,sementara produksi sendiri belum mencukupi, bisa muncul kesenjanganimmunoglobulin pada bayi.Di sinilah ASI berperan. Ia bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangikesenjangan yang mungkin timbul. ASI mengandung zat kekebalan tubuh yangmampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, danjamur. Bahkan Colostrum (cairan pertama yang mendahului ASI) mengandung zatimmunoglobulin 10 - 17 kali lebih banyak dari ASI!Fakta membuktikan, angka kematian dan angka terkena penyakit bayi penerimaASI-eksklusif jauh lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatASI-eksklusif.Wajar bila anak yang sehat akan lebih berkembang kepandaiannya daripada anakyang sering sakit, apalagi bila sakitnya berat. Memberikan rasa amanProses pemberian ASI eksklusif ternyata juga memenuhi kebutuhan awal kasihsayang dan emosi pada bayi.Bayangkanlah bila Anda seorang janin dalam rahim. Anda merasa aman,terlindungi, dan hangat, dalam ruang gerak terbatas didekap oleh dindingrahim (skin to skin contact), serta dibelai oleh hangatnya cairan ketuban.Belum lagi terdengar dendang bunyi detak jantung serta gerakan pernapasanibu yang ritmis menenangkan.Tiba-tiba Anda "terlempar" ke ruangan tanpa batas gerak, dingin, tanpabelaian dan dekapan ibu. Di dunia yang dingin ini, seketika lenyap pulabunyi detak jantung serta gerakan pernapasan ibu, digantikan oleh suara danbunyi hiruk pikuk.Perubahan suasana yang tak menyenangkan itu tidak akan berlarut-larutmenghantui bayi, bila ia mendapat ASI secara eksklusif. Ia akan sering dalamdekapan ibu saat menyusu, mendengar detak jantung ibu, dan gerakanpernapasan ibu yang telah dikenalnya. Ia juga akan sering merasakan situasiseperti saat dalam kandungan: terlindung, aman dan tenteram."Untuk mencapai kondisi itu kini di Barat mulai dilakukan metode menempatkanibu seranjang dengan bayinya, seperti cara 'kelonan' masyarakat kita," ujarUtami.Jalinan kasih sayang yang baik adalah landasan terciptanya keadaan yangdisebut secure attachment. Anak yang tumbuh dalam suasana aman akan menjadianak yang berkepribadian tangguh, percaya diri, mandiri, peduli lingkungandan pandai menempatkan diri.Pemberian ASI secara eksklusif juga memenuhi kebutuhan awal stimulasi. Saatmenyusui umumnya ibu-ibu akan membelai, bicara, bernyanyi pada si bayi.Lirik lagu akan merangsang otak bagian kiri sedangkan melodinya akanmerangsang otak sebelah kanan. Belum lagi sentuhan dan usapan tangan ibu.Inilah stimulasi awal bagi anak. Para ahli membuktikan, bayi yang mendapatASI eksklusif mempunyai perbendaharaan kata-kata yang secara bermakna lebihbanyak.Hasil penelitian terhadap 1.000 bayi prematur membuktikan, bayi-bayiprematur yang mendapat ASI eksklusif mempunyai IQ lebih tinggi secarabermakna yaitu 8,3 poin lebih tinggi.Sementara penelitian Dr. Riva dkk. menunjukkan anak-anak usia 9,5 tahun yangketika bayi mendapat ASI eksklusif, ditemukan memiliki IQ mencapai 12,9 poinlebih tinggi.Ayah pun mengganti popokNamun memberikan ASI ekslusif memang memerlukan tekad kuat seorang ibu.Muasalnya, kemampuan ibu untuk menyusui sangat dipengaruhi oleh keadaanemosi. Keadaan tegang dan depresif akan berakibat turunnya reflekspenyaluran susu, yaitu refleks yang bertugas mengalirkan ASI dari pabriksusu (mammary alveolus) ke gudang susu (sinus lactiferous ). Maka, bayi bisakelaparan kekurangan ASI.Sebaliknya kondisi tenang akan berpengaruh positif bagi produksi ASI. "Disinilah pentingnya dukungan suami, terutama dalam menghadapi pihak-pihakyang dapat melemahkan semangat ibu dalam upaya pemberian ASI eksklusif,"tutur Utami yang aktif mengkampanyekan pemberian ASI ekslusif.Ada banyak hal yang dapat dilakukan seorang ayah. Di antaranya menunjukkanpada si ibu persetujuan dan kegembiraannya akan pilihan untuk memberikan ASIeksklusif, atau menunjukkan pada semua orang ia sangat mendukung upayapemberian ASI. Dukungan praktis lainnya seperti membantu ibu merawat bayi,apakah mengganti popok, mensendawakan bayi setelah selesai menyusu,menggendong, memandikan, memijat bayi secara teratur, atau memberi ASI perahpada si bayi bila ibu bekerja.Ibu bekerja pun tidak perlu berhenti memberi ASI secara eksklusif selamasedikitnya 4 bulan, kalau bisa 5 bulan, meski cuti hamil cuma 3 bulan.Selama ibu tidak di rumah, bayi mendapat ASI perah yang telah diperah seharisebelumnya. ASI perah tahan selama 24 jam di dalam termos es yang diberi esbatu atau lemari es. Dengan penanganan yang benar tak ada beda antarakualitas maupun kuantitas ASI dari ibu yang bekerja dengan ibu yang tidakbekerja."Tapi, ia harus tahu cara yang benar dalam mengosongkan payudara. Bagi yangkesulitan memproduksi ASI, harus dicari pokok penyebabnya, karenamasalah-masalah itu selalu bisa dicari jalan keluarnya," tutur dokter sambilmenunjukkan foto pasiennya yang meski berbadan mungil namun sangat berlimpahproduksi ASI-nya. Ia menambahkan, di antara sejumlah wanita yang mengaku takbisa memproduksi ASI sebenarnya hanya sebagian kecil yang benar-benarmengalami masalah serius. Sementara pada sebagian besar lainnya masalah ituteratasi dengan informasi tentang teknik menyusui yang benar danfaktor-faktor penyebab terhambatnya produksi ASI.Maka tempat ibu bekerja mutlak memberikan kemudahan, misalnya denganmemberikan sarana ruangan untuk memerah ASI, dan izin waktu untuk dapatmemerah ASI. Tempat kerja yang memberi kemungkinan bagi karyawatinya untukdapat berhasil menyusui secara eksklusif disebut Tempat Kerja Sayang Ibu. Pemberian ASI, terutama eksklusif, tidak hanya bermanfaat bagi bayi, tapijuga ibu, ayah, perusahaan tempat ibu bekerja dan bagi bangsa.By KOMPAS Cyber Media

ANAK SEBAGAI AMANAH YANG PERLU KITA JAGA

Liat berita beberapa hari terakhir ini gak?hampir tiap hari diberitakan anak-anak yg disiksa orangtuanya atau anak-anak yg diculik...ada Idah di Pontianak yg sudah dikurung berbulan-bulan (atau mungkin bertahun-tahun) di kamar mandi oleh ibu angkatnya, bahkan kadang tidak diberi makan selama beberapa hari hingga saat ditemukan oleh tetangganya tubuh Idah sudah tinggal tulang berbalut kulit dengan kepala plontos...atau ada gadis cilik usia 4 tahun yg biasa disiksa oleh ayah kandungnya sendiri di Surabaya, bahkan pernah dihukum memakan nasi yg dicampur (maaf) air kencing ayahnya sendiri...dan banyak lagi berita lain yg melaporkan kekejaman orangtua terhadap buah hatinya sendiri darah dagingnya sendiri...kok bisa ya???mudah-mudahan kita sebagai orangtua dijauhkan dari perbuatan-perbuatan sadis seperti itu...aamiinSebuah hadits menyatakan bahwa setelah kematian menerpa kita, tak ada yang bisa menolong dari siksa kubur kecuali do'a dari kesalehan sang anak. Tentu saja, maksud hadits ini bila sang anak, "titipan Alloh" itu, telah kita jaga dan tumbuh tetap berada dalam fitrahnya, maka kita akan mendapatkan hadiah dari Alloh karena telah menjaga amanahnya dengan baik. Anak dan Tanggung Jawab KitaOleh BAMBANG QOMARUZZAMAN SEORANG teman pernah bercerita soal anak dan tanggung jawab. Suatu hari dia menyeberang jalan, di sebuah jalanan di Spanyol. Seperti biasa, sebagai orang Indonesia, ia menyeberang tanpa melalui zebra-cross. Saat itu memang tak ada mobil, sepi, juga tak ada polisi; kecuali seorang ibu dengan anaknya yang masih balita. Begitu ia sampai ke seberang jalan, terdengar teriakan si ibu dari seberang jalan yang baru saja ia tinggalkan. "Hei..hei... ke Sini!!". Kira-kira begitu teriakan ibu itu. Mendengar seorang ibu yang berteriak sambil melambaikan tangan, lagi sebagai orang Indonesia, teman ini langsung kembali menyeberang. Pasti ada apa-apa dengan ibu ini, ia butuh pertolongan. Sesampainya di dekat ibu itu, ia dibentak, "Hai, kenapa kamu menyeberang bukan dari zebra-cross? Tahukah kamu, kelakuanmu itu sudah mengajari anak saya melanggar peraturan, kamu sudah menanamkan dalam memorinya bahwa melanggar peraturan itu sesuatu yang biasa-biasa saja!"Cerita ini mengagetkan teman saya, juga saya. Soal orang Indonesia melanggar peraturan bukanlah hal yang mengejutkan. Namun argumen ibu itu yang mengaitkan pelanggaran dengan masa depan anaknya itulah yang lebih mengejutkan. Begitu pentingnya masa depan anak-anak bagi ibu itu, begitu pentingnya ibu itu menjaga memori dan kesadaran anaknya agar tetap terjaga dalam perbuatan baik. Bagaimana dengan kita?Pertengahan bulan Juli ini, saya memiliki cerita yang lain tentang orang tua dan anaknya. Kali ini dari tetangga-tetangga saya yang mau menyekolahkan anaknya di SMP. Konon, sang anak adalah juara umum di sekolahnya dan dapat mengikuti test masuk SMP dengan mudah. "Mudah-mudahan anak saya bisa masuk pilihan pertamanya!" harap sang bapak. Tanggal 11 malam, sang bapak bertemu lagi dengan wajah yang muram, lebih tepatnya penuh kekecewaan, "Anak saya gagal, semula nilainya 80, saya sudah mengeceknya lewat SMS. Eh...kemarin nilainya jadi 67. Saya protes, dan guru-guru di SMP itu minta maaf atas kekhilafannya. Lalu, mereka menawarkan jalan belakang, biasa dengan bayar sekian rupiah!" Tetangga saya menolak untuk membayar, ia biarkan anaknya ke sekolah swasta saja. "Saya tak mau anak saya belajar di sekolah pembohong!"Menurut sahibul gosip, melorotnya nilai anak tetangga saya itu karena ada beberapa anak lain yang nilainya rendah dikatrol dengan cara membayar sekian rupiah. Tentu saja yang membayarnya adalah orang tua, dan yang menerimanya adalah guru yang terhormat. Marilah kita bandingkan sikap dan tanggung jawab kita pada anak-anak. Keputusan untuk membayar sejumlah rupiah demi sang anak tentu didasari pilihan untuk memberikan kasih sayang yang terbaik buat sang anak, namun pada saat yang bersamaan kita telah menanamkan racun pada kesadaran anak-anak itu. Racun itu adalah, 1) uang bisa menyelesaikan segalanya; 2) tak usah berprestasi, biasa-biasa saja, nanti juga uang bisa menambalnya. Barangkali dari peristiwa kecil inilah korupsi membudaya. Tanpa sadar kita melakukannya setiap hari, dan repotnya lagi kita melakukan itu di depan anak-anak kita. Anak-anak yang masih polos itu pastilah telah mencatat di relung kesadarannya dan menjadikannya falsafah hidup sepanjang hayat. Terlebih lagi, peristiwa ini dialami sang anak di lembaga pendidikan yang semua aspeknya merupakan nilai mulia yang harus ditiru dan diteladani. Marilah kita bercermin lagi pada cerita yang lain. Cerita kali ini datang dari salah seorang cucu Mahatma Ghandi. Ia dan anaknya pergi ke suatu tempat. Karena acara sang ayah agak lama, sang anak diizinkan untuk membawa mobil itu bagi keperluannya sendiri. "Syaratnya, jam sekian kamu harus berada di sini, menjemput bapak!" ujar sang ayah. Pada jam yang ditentukan sang anak belum kembali, menit demi menit sang anak belum juga kembali. Sang ayah menunggu sampai beberapa jam. Lalu, sang anak datang dan mengajukan permohonan maafnya. "Baiklah kalau begitu," ujar sang ayah, "naikilah mobil itu, bawalah pulang. Saya akan jalan kaki ke rumah!" Sang anak protes dan merasa bersalah. Namun sang Ayah tetap saja jalan kaki sambil berpesan, "Mengingkari janji adalah kesalahan terbesar dalam hidup ini, kamu sudah melakukannya padaku. Semua itu pastilah bukan kesalahanmu, itu semua karena saya salah mengajarimu, nak. Karena itu biarlah ayah menghukum diri, menghukum kesalahan pendidikanku padamu!" Sejak saat itu, sang anak tak pernah lagi mengingkari janji.Seluruh kisah-kisah ini adalah bahan refleksi kita pada Hari Anak. Benarkah kita serius merawat anak kita yang sering kita sebut sebagai amanah (titipan) dari Allah? Betapa mulia kata-kata "amanah (titipan) Allah". Pada istilah ini terlihat relasi antara Allah dan kita yang sedemikian akrab, Allah percaya pada kita karena itu Dia menitipkan sesuatu yang berharga. Lazimnya titipan, ia harus tetap seperti nilai awalnya. Nilai awal sang anak adalah fitrah, dan harus tetap fitrah. Fitrahnya adonan untuk dicetak, fitrahnya perhiasan untuk membuat bangga pemakainya, fitrahnya sang anak tentu bukan untuk "dicetak" agar "membuat bangga" orang tuanya. Sang anak adalah sebutir benih yang begitu rapuh, butuh tanah yang baik dan pemeliharaan yang sesuai takaran. Kecenderungan benih adalah terus mencari cahaya, tetapi putik kecil bisa saja ditipu --diberi cahaya palsu-- dan memercayainya seumur hidup. Bisakah kita menjadi tanah, yang menerima amanat secara jujur? Tanah tak pernah menumbuhkan semangka bila ia mendapatkan titipan benih padi. Benih padi yang ditanam, tumbuhan padi pula yang tumbuh. Bisakah kita menerima benih fithrah "anak kita" dan mengembangkannya menjadi fithrah yang lebih baik? Sebuah hadis menyatakan bahwa setelah kematian menerpa kita, tak ada yang bisa menolong dari siksa kubur kecuali doa dari kesalehan sang anak. Tentu saja, maksud hadis ini bila sang anak, "titipan Allah" itu, telah kita jaga dan tumbuh tetap berada dalam fitrahnya, maka kita akan mendapatkan hadiah dari Tuhan karena telah menjaga amanahnya dengan baik.Pada hari ini, ada baiknya kita menyempatkan diri untuk mengelus dan mengecup lembut kening mereka. Kita layak meminta maaf karena selama ini telah memberikan ruang hidup yang sumpek, penuh keluhan dan pertengkaran, serta tidak memberikan jaminan-moral. Kita pun layak memohon ampunan pada Allah karena titipan-Nya belum dirawat secara baik.Tersenyumlah, anak-anak menunggu ketulusan kita!***

Rabu, 06 Mei 2009

TIP MENGAJARI ANAK BALITA BELAJAR KE TOILET

1. Pastikan Anak siap

Anak siap toilet raining jika Otot-ototnya mampu mengontrol Kandung kemih pada usia diatas 8 bulan

2. Biasakan kegiatan kamar mandi
Ajak si kecil ketika anda menggunakan toilet agar ia paham perlunya toilet

3. atur jadual
Amati jadual siklus pipis dan buang air besarnya. semisal ia biasa pup sekitar jam 9 pagi

4. konsisten
Pastikan pengasuh anak juga konsisten melakukan ’pelatihan ’ yang Anda tetapkan

5. Pakai cara Seru
Lambungkan reativitas anda untuk mengajak si kecil melakukan toilet training agar khusus. misal, memberi obat khusus (tidak berbahaya) ang
membuat kloset berwarna biru dan lainnya

6. Beri pujian
Pujilah si kecil jika ia berhasil melakukan pipis dan buang air besar
dengan benar. katih si kecil mem-flush kotorannya di kloset, si kecil pasti
bangga melakukannya

Sumber: ayahbunda.co.id